Langsung ke konten utama

Move On !!!

Yiiihaaa, akhir Januari menjadi periode yang ditunggu oleh banyak karyawan swasta, termasuk saya. Ya, benar dugaan Anda ! Kenaikan gaji tahunan lah yang ditunggu-tunggu.

Banyak yang cukup puas dengan kenaikan yang diterima, dan banyak juga yang kecewa dengan kecilnya angka kenaikan gaji yang ia terima. Sayangnya, banyak dari mereka yang kecewa justru menyalahkan perusahaannya. Mereka menganggap perusahaan tidak menghargai waktu dan usaha yang telah mereka berikan untuk perusahaan selama setahun terakhir.

Saya menyikapi hal ini dengan sederhana, saya masih meyakini bahwa apa yang saya tanam, itu lah yang akan saya tuai.

Yuk coba renungi ini :
Jika Anda merasa telah mengeluarkan 10 usaha tapi hanya dibayar sebesar 8. Cobalah berpikir ulang, benarkah segala waktu dan usaha yang telah Anda berikan pada perusahaan sudah senilai 10 ?
Atau jangan-jangan sebenarnya hanya memberikan sebesar 8 usaha sungguh-sungguh ditambah 2 usaha main-main yang tak bernilai ?
Silahkan jawab di dalam diri Anda masing-masing.

Kemudian yakini hal ini :
Jika Anda merasa kompetensi dan attitude Anda senilai 10, tapi hanya dibayar senilai 8. Maka silahkan pikirkan untuk segera mencari perusahaan baru yang memang yakin bahwa Anda layak dibayar senilai 10 atau bahkan lebih.

Saran saya, jangan pernah meminta adjustment mengenai besaran nilai yang Anda terima.
Mengapa saya sarankan seperti itu ?

Karena saya yakin 1000 %, Anda bukanlah pengemis, Anda adalah karyawan terbaik di perusahaan Anda saat ini. Maka, move on jauh lebih baik.

Sebelum move on, pastikan hal ini :
Jika sudah yakin harus meninggalkan perusahaan saat ini untuk mengejar nilai yang diinginkan, misalnya nilai 10, maka pastikan bahwa kompetensi dan attitude Anda telah bernilai 10 agar perusahaan di luar sana yakin untuk membayar Anda senilai 10. Dan bila belum mencapai nilai 10, perbaiki dan tingkatkan nilai diri Anda dahulu untuk mencapai nilai 10. Setiap orang punya price tag yang dapat ia buat dan terus ditingkatkan nilainya dari waktu ke waktu.

Nikmatilah segala improvement yang dilakukan. Hasil yang akan diterima tidak akan mengkhianati usaha yang telah kita lakukan.

Yuk sama-sama perbaiki dan tingkatkan nilai diri kita. Jangan berharap mendapat hasil yang lebih besar jika diri sendiri tidak mau melakukan hal yang lebih dari biasanya.
Saya menulis itu bukan berarti saya jauh lebih baik dari Anda, pada tulisan ini saya hanya ingin mengajak Anda untuk berpikir jernih mengenai hal-hal yang kita alami dalam hal menjadi seorang karyawan.

Semoga dalam tulisan ini ada hal baik yang dapat diambil.
Siap untuk move on ?


Komentar

  1. Kemudian yakini hal ini :
    Jika Anda merasa kompetensi dan attitude Anda senilai 10, tapi hanya dibayar senilai 8%

    Tau aja pak FN, kalau 8%

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Atlet MMA-ku dan Sparing Partner-nya.

Di awal bulan agustus, aku punya banyak waktu untuk bermain dengan anakku. Antar jemput anak jadi salah satu agenda yang rutin aku lakukan. Di setiap sesi jemput anakku, aku tau seberapa senangnya Ami ketika di sekolah dia dapat Star dari gurunya dan seberapa sedihnya dia saat hanya dapat 1 Star sedangkan teman temannya dapat lebih dari 1 Star. Sehari hari waktuku banyak dihabiskan untuk bermain dengan anak anakku. Naura adalah anak yang selalu ikutin apapun yang dilakukan sama Ami. Ami manjat tralis jendela, Naura ikutan. Ami berlaga terbang kaya pahlawan super dengan dadanya yang menopang dipinggiran kursi, Naura pun ikutan. Aku ada di setiap momen mereka bermain, aku memantau aktifitas mereka mulai dari main bareng sampe berakhir dengan berantem rebutan mainan. Sampai suatu siang, saat aku dan Ibunya melakukan aktifitas lain. Ami marah sama Naura karena rebutan tempat duduk dan mukul dada Naura. Naura langsung nangis karena pukulan itu dan kami berusaha menenangkan mereka. Lompat ke...

Kerja di Lahan 'Basah'

Zaman masa kecil dulu, saya sering banget dengar percakapan beberapa tetangga. Mereka sering kali membicarakan bahwa kerja yang paling enak adalah kerja di lahan yang ‘basah’. Di masa itu, saya sering mendengar percakapan seperti ini “ Enak ya Bapak mu kerja di lahan basah. Dapet duitnya gampang, pecutan lebih gede dari gaji” atau “Enak ya kerja di lahan basah,  bisa beli ngumpulin harta, laki kita mah kaga bisa begitu”. Lahan basah yang dimaksud di sini sepertinya tidak perlu saya jelaskan, saya yakin para pembaca sudah mengetahui apa arti dari lahan basah. Dulu, saya ga mengerti makna yang sebenarnya dari kerja di lahan basah. Sejak saya menjalani masa kuliah dulu, saya baru menyadari arti kata lahan basah yang sebenarnya. Lahan basah punya konotasi yang menurut saya negatif. Kenapa negatif ? Saya bingung, kenapa banyak banget orang yang seneng kalo kerja di tempat yang disebut lahan basah. Saya juga bingung kenapa ada orang yang sangat bangga jika ada anggota...

Punya Banyak Uang Menjamin Bahagia ?

Minggu lalu saya berkesempatan untuk mengunjungi daerah Ciamis, Jawa Barat. Dalam kesempatan itu ada pelajaran yang saya ambil dari orang-orang yang saya temui. Mungkin cerita ini sederhana, tapi dari cerita ini semakin meyakinkan saya bahwa hidup yang indah dan bahagia tak harus memiliki harta yang berlimpah, penghasilan yang besar dan nominal rekening tabungan yang gendut. Cerita pertama berasal dari seorang driver taksi Budiman, saya tak sempat melihat namanya karena saat itu jam menunjukan pukul 03.40 WIB. Sepanjang perjalanan ia bercerita tentang hidupnya, mulai dari hidup di jakarta hingga akhirnya mendapatkan jodoh di Ciamis. Menjelang akhir perjalanan, ia sempat bercerita kalau nominal uang yang ia terima saat ini lebih kecil daripada saat ia menjadi driver taksi Bluebird di Jakarta. Tapi ia justru sangat menyukurinya. Ia bilang seperti ini kira-kira, "kalau dibandingin uang yang didapat di jakarta sama disini jauh lah. Tapi dijalanin aja, buat apa kalo uang banyak...