Jika ada ribuan orang dan hanya
ada segelas minuman dingin di tengah gurun pasir yang panas maka segelas
minuman dingin itu akan dicari oleh orang-orang itu. Siapapun yang menemukannya
pasti ingin segera menikmati sensasi minuman dingin di tengah panasnya suasana
gurun pasir. Tapi apakah orang yang menemukannya akan membagi minuman tersebut
ke orang lain di sekitarnya ? mungkin iya, mungkin juga tidak!
Hal ini bisa saja terjadi
dalam kehidupan sehari-hari. Jika segelas minuman dingin itu diibaratkan sebagai
sebuah ilmu, maka selalu saja ada orang yang enggan untuk berbagi ilmu yang ia
miliki.
Diceritakan dalam sebuah kisah,
ada seorang pemuda sebut saja namanya Rio. Rio punya seorang sahabat yang memiliki rasa enggan untuk berbagi ilmu yang ia miliki, sebut saja dia Mawar.
Mawar yang Rio kenal
adalah sosok manusia yang sukses dalam pekerjaan dan hobbinya, serta selalu
taat beribadah pada sang pencipta. Ia selalu berusaha mengamalkan apa yang ia
pelajari dalam kitab suci. Bahkan ia juga sering bercerita dan menginspirasi
rekan-rekan sejawat tentang bagaimana cara untuk sukses dan bahagia di dunia
bahkan akhirat. Hingga pada akhirnya ia mendapat sebuah keahlian tertentu dalam
bidang yang ditekuni. Namun ada hal yang membuat pemuda bingung dengan hal yang
Mawar putuskan, semenjak ia memiliki keahlian itu Mawar menjadi enggan untuk
berbagi ilmu yang dia miliki secara sukarela.
Rio kemudian bertanya pada
Mawar, “Kenapa sih kok lu kayanya enggan untuk bagi ilmu yang lu punya ke
temen temen lu ?” dan dengan penuh keyakinan Mawar pun menjawab,
“Gue dapet ilmu ini bayar, ga
gratisan, susah dapetinnya. Gue mesti nabung beberapa bulan buat dapet ilmu
ini, jadi ya wajar aja kalo gue butuh sesuatu (dalam hal ini uang
ataupun bentuk materi lainnya) untuk gue sebelum gue bagi ilmu gue ini”.
Saat itu juga Rio merasa sedih.
Sebelum kejadian ini Mawar pernah
mengungkapkan sebuah pernyataan pada Rio bahwa “Setinggi apapun ilmu yang lu
punya, ga akan bermanfaat kalo ilmu itu ga lu bagi ke temen lu, cuma memperkaya
diri lu sendiri tapi lu menutup mata sama lingkungan sekitar lu”. Ini yang membuat Rio merasa
sedih, pernyataan tersebut sangat kontradiktif dengan pernyataan Mawar ketika
ia sudah memiliki sebuah ilmu yang bisa saya katakan dia adalah seorang ahli
dalam bidang itu.
Seseorang akan dihargai oleh
lingkungan sekitarnya jika ia dapat berbagi sesuatu yang berguna dan memberikan
nilai tambah bagi orang lain. Hal ini sebenarnya sudah dimiliki oleh Mawar tapi
ada hal kecil yang dapat mengurangi manfaat Mawar bagi orang lain.
Jika kita ingin membantu
lingkungan sekitar menjadi berilmu dengan berbagi ilmu yang kita miliki, lalu
untuk apakah kita harus menarik biaya untuk sebuah ilmu ?
Kembali pada kisah Rio dan Mawar, Mawar pernah mengeluarkan sebuah pernyataan bahwa dia memiliki passion untuk sharing, tapi kembali lagi pernyataan itu telah dipatahkan oleh
dirinya sendiri. Kini Mawar menjadi sosok yang takut rugi jika orang lain
mendapatkan ilmu seperti yang dia miliki dengan membaginya secara cuma-cuma.
Yang menjadi pertanyaan besar adalah jika memiliki hati dan jiwa untuk berbagi
kenapa harus takut rugi ?
Mari bersama-sama merefleksikan
diri sudah seberapa banyak ilmu yang kita miliki dan sudah kita bagi tanpa
memungut biaya atas sebuah ilmu tersebut. Semoga cerita diatas dapat membuka sudut
pandang baru untuk kita agar kita dapat semakin berguna bagi lingkungan sekitar
kita.
Terima kasih
Komentar
Posting Komentar