Langsung ke konten utama

Saling Berkaitan

Seperti biasa, dalam tulisan-tulisan yang saya buat, seluruhnya adalah berisi opini pribadi saya terhadap suatu hal. Jadi, kalau ada hal yang Anda tidak setujui dalam tulisan ini, hal itu sama sekali tidak bermasalah bagi saya.
Oke kembali ke hal yang ingin saya bahas, saya merasa ada sesuatu yang kurang masuk ke pemikirian saya ini. Begini, ada seseorang yang memberikan pilihan ke saya yaitu Kerja Keras (pakai otot) atau Kerja Cerdas (pakai otak).
Jika saya memilih dan berada dalam kelompok orang yang bekerja dengan otak (Kerja Cerdas) maka saya dipastikan mendapat bonus makan malam dengan Raisa setiap tahunnya. Dan sebaliknya, jika saya memilih dan berada dalam kelompok orang yang bekerja dengan otot (Kerja Keras) maka saya tidak dapat bonus tersebut, hanya mendapatkan cerita bagaimana asyik dan serunya makan malam dengan Raisa oleh kelompok Kerja Cerdas.

Dengan dua pilihan itu, saya tidak menjawab, saya justru kembali mengajukan pertanyaan yaitu :
“Kengapa dibedakan orang kerja otak dan kerja otot padahal mereka sama –sama bergerak ke arah yang sama ?”
Ternyata jawabannya sangat sederhana, jawabannya adalah :
“Wajar dong kalo yang dapat bonus itu pekerja Cerdas, mereka kan menggunakan otak mereka untuk kerja, bukan pekerja Kasar yang pake otot doang”
Duuuh, saya garuk-garuk kepala dengar jawaban itu.
Kalau dianalogikan dengan organ-organ yang ada di tubuh seperti itu, gimana sebuah tubuh bisa bergerak jika ototnya tidak bergerak alias kaku ? Pernah merasakan keram otot kan ? Gimana rasanya ? Terasa menyakitkan, kan.
Dan, bagaimana kita bisa bergerak jika tidak ada otak tidak memerintahkan seluruh syaraf yang ada di tubuh kita untuk bergerak ?
Menurut saya, sekali lagi menurut saya, otak dan otot memiliki peran yang sama pentingnya bagi tubuh kita. Kita tidak akan bisa bergerak kemana pun jika di tubuh kita tidak memiliki otot, dan kita juga tidak dapat bergerak jika otak tidak memerintahkan untuk menggerakan otot.
Serupa seperti sebuah organisasi ataupun perusahaan, semua orang yang ada di dalamnya memiliki peran dan fungsi yang sama sesuai porsinya dalam usaha meraih tujuan. Orang yang kerja dengan otot juga memiliki kontribusi, entah besar ataupun kecil. Mereka ini lah yang sesungguhnya juga menentukan keberhasilan orang yang bekerja dengan otak. Orang yang kerja dengan otot dan otak saling berkaitan serta sama-sama tumbuh di lingkungan yang sama dalam mendukung tercapainya tujuan.
Jadi perlukah dibedakan dapat atau tidak dapat bonus bagi orang yang kerja dengan otak atau otot ?
Semoga cerita fiktif ini dapat membantu kita untuk bertindak lebih bijak dalam menghadapi situasi seperti yang diilustrasikan dalam cerita di atas.
Terima kasih

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Atlet MMA-ku dan Sparing Partner-nya.

Di awal bulan agustus, aku punya banyak waktu untuk bermain dengan anakku. Antar jemput anak jadi salah satu agenda yang rutin aku lakukan. Di setiap sesi jemput anakku, aku tau seberapa senangnya Ami ketika di sekolah dia dapat Star dari gurunya dan seberapa sedihnya dia saat hanya dapat 1 Star sedangkan teman temannya dapat lebih dari 1 Star. Sehari hari waktuku banyak dihabiskan untuk bermain dengan anak anakku. Naura adalah anak yang selalu ikutin apapun yang dilakukan sama Ami. Ami manjat tralis jendela, Naura ikutan. Ami berlaga terbang kaya pahlawan super dengan dadanya yang menopang dipinggiran kursi, Naura pun ikutan. Aku ada di setiap momen mereka bermain, aku memantau aktifitas mereka mulai dari main bareng sampe berakhir dengan berantem rebutan mainan. Sampai suatu siang, saat aku dan Ibunya melakukan aktifitas lain. Ami marah sama Naura karena rebutan tempat duduk dan mukul dada Naura. Naura langsung nangis karena pukulan itu dan kami berusaha menenangkan mereka. Lompat ke...

Kerja di Lahan 'Basah'

Zaman masa kecil dulu, saya sering banget dengar percakapan beberapa tetangga. Mereka sering kali membicarakan bahwa kerja yang paling enak adalah kerja di lahan yang ‘basah’. Di masa itu, saya sering mendengar percakapan seperti ini “ Enak ya Bapak mu kerja di lahan basah. Dapet duitnya gampang, pecutan lebih gede dari gaji” atau “Enak ya kerja di lahan basah,  bisa beli ngumpulin harta, laki kita mah kaga bisa begitu”. Lahan basah yang dimaksud di sini sepertinya tidak perlu saya jelaskan, saya yakin para pembaca sudah mengetahui apa arti dari lahan basah. Dulu, saya ga mengerti makna yang sebenarnya dari kerja di lahan basah. Sejak saya menjalani masa kuliah dulu, saya baru menyadari arti kata lahan basah yang sebenarnya. Lahan basah punya konotasi yang menurut saya negatif. Kenapa negatif ? Saya bingung, kenapa banyak banget orang yang seneng kalo kerja di tempat yang disebut lahan basah. Saya juga bingung kenapa ada orang yang sangat bangga jika ada anggota...

Punya Banyak Uang Menjamin Bahagia ?

Minggu lalu saya berkesempatan untuk mengunjungi daerah Ciamis, Jawa Barat. Dalam kesempatan itu ada pelajaran yang saya ambil dari orang-orang yang saya temui. Mungkin cerita ini sederhana, tapi dari cerita ini semakin meyakinkan saya bahwa hidup yang indah dan bahagia tak harus memiliki harta yang berlimpah, penghasilan yang besar dan nominal rekening tabungan yang gendut. Cerita pertama berasal dari seorang driver taksi Budiman, saya tak sempat melihat namanya karena saat itu jam menunjukan pukul 03.40 WIB. Sepanjang perjalanan ia bercerita tentang hidupnya, mulai dari hidup di jakarta hingga akhirnya mendapatkan jodoh di Ciamis. Menjelang akhir perjalanan, ia sempat bercerita kalau nominal uang yang ia terima saat ini lebih kecil daripada saat ia menjadi driver taksi Bluebird di Jakarta. Tapi ia justru sangat menyukurinya. Ia bilang seperti ini kira-kira, "kalau dibandingin uang yang didapat di jakarta sama disini jauh lah. Tapi dijalanin aja, buat apa kalo uang banyak...