Langsung ke konten utama

Dianggap Amatir ? Jangah Khawatir !

Seiring dengan mulai gencarnya pemberlakukan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), telah banyak pihak yang berusaha meningkatkan daya saing masyarakat melalui berbagai program pembinaan seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) maupun berbagai pelatihan enterpreneur. Tak hanya pemerintah yang mengambil peran ini, berbagai pihak swasta pun ikut serta berperan aktif dalam menyiapkan masyarakat yang handal sebagai entrepreneur.

Pertumbuhan pasar online pun saat ini sangat luar biasa, banyak bermunculkan website e-commerce yang mengesampingkan lapak jualan secara fisik dan mengedepankan lapak di dunia maya. E-commerce juga berperan meningkatkan jumlah wirausahawan melalui jaringan di dunia maya, hal ini semakin membuktikan bahwa tak ada alasan keterbatasan dana untuk menyewa lokasi usaha dalam merintis kegiatan wirausaha. Tantangannya justru kembali ke diri kita sendiri apakah kita mau atau tidak untuk menggerakan diri menjadi seorang wirausahawan yang tidak hanya menghasilkan income tetapi juga mampu membuka berbagai lapangan pekerjaan bagi lingkungan sekitar.

Beberapa rekan saya telah banyak yang terjun menjadi wirausahawan di samping bekerja sebagai karyawan, saya bangga dengan mereka. Dalam memulai usaha tentunya akan menjumpai berbagai tantangan dan rintangan yang harus dihadapi. Hal yang sering saya temui adalah beberapa orang belum memiliki mental untuk berkembang dan mendukung orang lain untuk berkembang, cenderung ‘susah melihat orang lain senang dan senang melihat orang lain susah’. Hal ini dibuktikan dengan ada saja pihak-pihak yang berusaha menjatuhkan produk hasil usaha orang lain dengan berbagai cara. Saya pernah mendengar seseorang yang notabene tak mampu berkarya (minimal bagi dirinya sendiri) tapi sangat ahli dalam hal nyinyir ataupun melontarkan kritik pedas yang tidak konstruktif, bahkan ia pernah melabeli sesorang dengan cap amatir.

Saya selalu meyakini bahwa lebih baik dianggap amatir karena melakukan sesuatu yang baru daripada merasa diri paling hebat dan hanya mampu nyinyir. Mengapa demikian ? karena dengan Anda melakukan sesuatu yang baru maka Anda telah berusaha menciptakan nilai tambah bagi diri Anda sendiri sementara yang hanya bisa nyinyir sama sekali tidak menciptakan nilai tambah bagi dirinya sendiri.
Seorang yang sukses dan gagal berasal dari tahap awal yang sama, yaitu memulai sebagai seseorang yang amatir. Perbedaannya adalah orang sukses merupakan seorang amatir yang tidak pernah berhenti melangkah untuk terus berkembang. Jika pada masa lalu Christiano Ronaldo berhenti saat ia gagal melakukan sebuah trik olah bola yang memukau, maka ia tidak akan pernah menjadi seorang pesepak bola yang terkenal dan ahli dalam bidangnya seperti saat ini.

Jangan pernah berhenti melangkah jika Anda yakin langkah yang sedang Anda jalani adalah langkah yang terbaik sesuai menuju tujuan yang telah ditetapkan.

Terima kasih

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Atlet MMA-ku dan Sparing Partner-nya.

Di awal bulan agustus, aku punya banyak waktu untuk bermain dengan anakku. Antar jemput anak jadi salah satu agenda yang rutin aku lakukan. Di setiap sesi jemput anakku, aku tau seberapa senangnya Ami ketika di sekolah dia dapat Star dari gurunya dan seberapa sedihnya dia saat hanya dapat 1 Star sedangkan teman temannya dapat lebih dari 1 Star. Sehari hari waktuku banyak dihabiskan untuk bermain dengan anak anakku. Naura adalah anak yang selalu ikutin apapun yang dilakukan sama Ami. Ami manjat tralis jendela, Naura ikutan. Ami berlaga terbang kaya pahlawan super dengan dadanya yang menopang dipinggiran kursi, Naura pun ikutan. Aku ada di setiap momen mereka bermain, aku memantau aktifitas mereka mulai dari main bareng sampe berakhir dengan berantem rebutan mainan. Sampai suatu siang, saat aku dan Ibunya melakukan aktifitas lain. Ami marah sama Naura karena rebutan tempat duduk dan mukul dada Naura. Naura langsung nangis karena pukulan itu dan kami berusaha menenangkan mereka. Lompat ke...

Kerja di Lahan 'Basah'

Zaman masa kecil dulu, saya sering banget dengar percakapan beberapa tetangga. Mereka sering kali membicarakan bahwa kerja yang paling enak adalah kerja di lahan yang ‘basah’. Di masa itu, saya sering mendengar percakapan seperti ini “ Enak ya Bapak mu kerja di lahan basah. Dapet duitnya gampang, pecutan lebih gede dari gaji” atau “Enak ya kerja di lahan basah,  bisa beli ngumpulin harta, laki kita mah kaga bisa begitu”. Lahan basah yang dimaksud di sini sepertinya tidak perlu saya jelaskan, saya yakin para pembaca sudah mengetahui apa arti dari lahan basah. Dulu, saya ga mengerti makna yang sebenarnya dari kerja di lahan basah. Sejak saya menjalani masa kuliah dulu, saya baru menyadari arti kata lahan basah yang sebenarnya. Lahan basah punya konotasi yang menurut saya negatif. Kenapa negatif ? Saya bingung, kenapa banyak banget orang yang seneng kalo kerja di tempat yang disebut lahan basah. Saya juga bingung kenapa ada orang yang sangat bangga jika ada anggota...

Punya Banyak Uang Menjamin Bahagia ?

Minggu lalu saya berkesempatan untuk mengunjungi daerah Ciamis, Jawa Barat. Dalam kesempatan itu ada pelajaran yang saya ambil dari orang-orang yang saya temui. Mungkin cerita ini sederhana, tapi dari cerita ini semakin meyakinkan saya bahwa hidup yang indah dan bahagia tak harus memiliki harta yang berlimpah, penghasilan yang besar dan nominal rekening tabungan yang gendut. Cerita pertama berasal dari seorang driver taksi Budiman, saya tak sempat melihat namanya karena saat itu jam menunjukan pukul 03.40 WIB. Sepanjang perjalanan ia bercerita tentang hidupnya, mulai dari hidup di jakarta hingga akhirnya mendapatkan jodoh di Ciamis. Menjelang akhir perjalanan, ia sempat bercerita kalau nominal uang yang ia terima saat ini lebih kecil daripada saat ia menjadi driver taksi Bluebird di Jakarta. Tapi ia justru sangat menyukurinya. Ia bilang seperti ini kira-kira, "kalau dibandingin uang yang didapat di jakarta sama disini jauh lah. Tapi dijalanin aja, buat apa kalo uang banyak...